Pasti kalian sudah tahu apa itu olahraga fitness, namun apakah fitness ini bisa membuat tubuh menjadi fleksibel? Hubungan seperti apa yang bisa membuat fitness mempengaruhi fleksibilitas tubuh? Simak pembahasan topik ini untuk menemukan jawabannya. Sebelumnya, mungkin fleksibilitas tubuh adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan melalui ruang gerak menggunakan sendi secara maksimal. Tubuh yang fleksibel akan lebih mudah dan leluasa untuk bergerak ataupun melakukan pose gerakan yang berkaitan dengan fleksibilitas. Berbeda dengan tubuh yang kaku, akan cukup sulit melakukan pergerakan seperti pose gerakan melengkung, ataupun sikap lilin, dan lainnya. Mari simak lebih lanjut.
Fleksibilitas tubuh akan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, terutama faktor internal adanya struktur sendi, tendon, tonus otot, kekuatan otot, temperatur tubuh, usia dan jenis kelamin. Pose di atas sebenarnya adalah salah satu pose gerakan olahraga yoga dan bukan gerakan fitness. Fitness adalah salah satu latihan kebugaran yang berada di tempat gym. Apakah fitness bisa mempengaruhi fleksibilitas tubuh seseorang? Jawabannya, tentu bisa tetapi kurang efektif. Sebenarnya latihan fitness sendiri lebih ke arah olahraga kardio, atau angkat beban. Sementara akan lebih efektif jika seseorang melatih fleksibilitas tubuhnya dengan olahraga yoga yang cenderung santai, dan perlahan.
Pada dasarnya latihan gym seperti fitness hanya fokus terhadap bentuk tubuh itu sendiri, sedangkan olahraga seperti yoga berfokus pada tubuh, pikiran, kelenturan dan juga penjiwaan. Tubuh yang fleksibel memang akan lebih mudah bergerak, lebih cekatan dan artistik. Tidak ada salahnya untuk membuat tubuh kita lebih fleksibel dan lebih mudah dalam bergerak, terlebih untuk gerakan membentuk sikap lilin.
Fleksibilitas lebih banyak dipengaruhi oleh latihan kelentukan dan latihan senam hingga olahraga yoga. Latihan fitness, atau gym mungkin lebih berfokus dengan latihan menggunakan beban, sehingga kurang efektif untuk memiliki tubuh yang lebih fleksibel. Kurang efektif yang dimaksud adalah, dimana gerakan gym atau fitness hanya memberi efek fleksibel sedikit, berbeda dengan latihan yang disebutkan di atas, seperti olahraga yoga dan senam lantai. Otot akan lebih banyak dilatih saat melakukan gerakan fitness atau gym, sehingga lebih memungkinkan untuk mengembangkan massa otot ketimbang flesksibelitas tubuh. Gerakan fitness atau gym juga memfokuskan untuk membentuk lekuk tubuh dan membuat postur tubuh lebih bagus.
Mungkin ada gerakan gym atau fitness yang bisa membuat tubuh menjadi sedikit lebih lentur, seperti gerakan yang melengkungkan tubuh atau disebut kayang dengan bantuan bola karet yang biasa dipakai yaitu gym ball. Tentu saja hal ini kurang efektif, namun tidak ada salahnya dicoba. Bagaimana, apakah kalian sebelumnya pernah mencoba? Kurang lebih seperti itulah sedikit atau banyaknya pengaruh dari fitness untuk fleksibelitas tubuh. Selain berolahraga, tubuh yang fleksibel juga tidak sembarangan terhadap asupan dan konsumsinya. Makan dan gaya hidup sehat juga perlu diperhatikan, mengurangi konsumsi lemak jenuh hingga makanan yang terlalu banyak karbohidrat daripada serat. Tubuh yang menyerap serat lebih banyak akan cenderung lebih ringan dalam bergerak, ketimbang tubuh yang lebih banyak tumpukan lemaknya dibawah kulit-kulit.
Selain fleksibilitas tubuh dan gaya hidup, ada yang juga tak kalah pentingnya, yaitu pengelolaan rasa stress. Rasa stress yang cenderung berlebihan membuat tubuh memiliki aura negatif, yang bisa mendatangkan rasa malas, atau di zaman sekarang biasa disebut mager yang artinya malas gerak. Kebiasan generasi di zaman ini sangat sering mengatakan mager, terlebih saat disuruh untuk bnerolahraga lebih giat. Sebaiknya, mager ini harus dikurangi sebisa mungkin. Olahraga memang tidak memberikan hasil yang instan, namun bila rutin dilakukan memiliki hasil nyata tanpa rekayasa. Ayo generasi penerus bangsa, agar lebih memperhatikan gaya hidup sehat, dan memiliki tubuh fleksibilitas yang keren.
Fleksibilitas bukanlah hal yang bisa dianggap sepele dan remeh, bahkan pekerja sekarang khususnya para tenaga pendidik, harus memiliki tubuh yang fleksibel, dan ringan. Mengapa demikian? Karena para pendidik banyak dituntut untuk lebih baik dalam mengajar dan mendidik murid-murid, bahkan mahasiswa. Coba kalian bayangkan, bila guru kita, atau dosen kita bermalas-malasan, mager untuk mengajar, tentu ini bukanlah hal yang baik dan ini tidak boleh dicontoh. Maka dari hal itulah, tubuh yang fleksibilitas tidak harus yang melakukan sikap lilin setiap saat, dan kayang setiap saat, hanya saja fleksibilitas juga memiliki arti luas, yaitu fleksibel dalam melakukan apa saja dengan tubuh sehat yang lebih memiliki kefleksibilitasan tanpa merasa ada keterbatasan yang berarti.
Tertarik memiliki tubuh fleksibel? Sebaiknya bukan tertarik lagi, melainkan harus. Banyak hal baik dan bagus bila memiliki tubuh yang fleksibel bukan? Tentu saja, jauhkan rasa malas gerak ya teman-teman.