CITRA PEREMPUAN DALAM OLAHRAGA

CITRA PEREMPUAN DALAM OLAHRAGA

10/13/2022 12:30:00 PM


     Indonesia merasakan haru melihat perempuan-perempuan  hebat memenangkan medali dipertandingan akbar, Olimpiade di Tokyo. Prestasi yang mereka raih tidak lepas dari kerja keras dan tekad yang kuat. Dalam kondisi pandemi yang sangat dengan ujian dan hambatan, mereka tetap memberikan yang terbaik, mendorong tubuh mereka ke titik batas. Kemenangan tim bulu tangkis ganda putri indonesia, Greysia poli dan Apriyani Rahayu, menjadi momen penting dalam sejarah sebagai tim ganda putri pertama indonesia yang berhasil memenangkan medali emas di ajang Olimpiade. Derai air mata tidak terbendung ketika melihat emas, dengan mata yang berkaca-kaca memberikan hormat ke bendera Merah Putih. 

     Ketimpangan gender masih menjadi persoalan di masyarakat. Hal ini juga tampak di bidang olahraga, masih bercokol budaya diskriminatif yang menyasar pada perempuan di olahraga. Ada anggapan usang bahwa olah fisik, ketangguhan tubuh, dan atletisisme adalah suatu yang bersifat maskulin. Olahraga masih kental dengan seksisme, dari soal objektifikasi, ketimpangan kesempatan, hingga problem ketidaksetaraan upah bagi atlet perempuan. Pada olahraga sepak bola sebagai contoh, hingga saat ini tim nasional sepak bola wanita Amerika Serikat masih memperjuangkan kesetaraan upah, Timnas sepak  bola wanita AS memliliki beragam prewstasi. Mereka berhasil mempertahankan gelar juara Piala Dunia pada 2019 dan kali ini meraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo, Para atlet menyatakan kekecewaan saat mengetahui gugatan mereka untuk kesetaraan upah ditolak oleh pengadilan. Mereka tidak surut berjuang dan tengah mengajukan banding. Fakta ketimpangan semacam ini memang menyedihkan dan melanggengkan bias yang ada di olahraga, Walau demikian, karena advokasi dan kritik yang terus mengalir terkait kesetaraan upah, beberapa negara kini menerapkan sistem kesetaraan upah bagi tim nasional sepak bola seperti di Norwegia,Brasil, dan inggris.

    Kesetaraan gender dalam olahraga harusnya sudah diatasi dan tidak menjadi penyebab adanya ketidak adilan dalam perlakuan untuk olahragawan wanita. Kedudukan wanita sebagai olahragawan dan atlet juga tidak kalah penting. Karena membuktikkan bahwa wanita bisa melakukan hal yang sangat berguna dan membuktikan wanita sebagai mahluk yang independen dan tidak bergantung.

     Namun seiring berjalanya waktu, para atlet dan olahragawan wanita di perlakukan menadi lebih baik lagi, karena adanya undang-undang tentang hak dan perlakuan adil sebagai warga negara. Banyak di dapati sekarang para atlet disi oleh para wanita. Bahkan ada atlet muda wanita yang sejak dini di latih untuk kesiapan nantinya menghadapi Olimpiade olahraga.

      Kesetaraan gender di dalamn olahraga tidak hanya menganggu kenyamanan dan kekondusifan namun juga mempengaruhi pandangan dunia terhadap gender wanita di olahraga.

     Sudah hampir 50 tahun sejak undang-undang Judul IX memberi perempuan kesempatan yang sama untuk bermain olahraga. Tetapi undang-undang tersebut juga mengamanatkan perlakuan yang sama terhadap atlet pelajar perempuan dan laki-laki dari peralatan hingga fasilitas kompetitif lagi. Karena semakin banyak merek yang memperjuangkan kesataraan untuk olahraga wanita dan atlet wanita menjadi lebih berpengaruh sebagai pendukung merek, adalah harapan saya bahwa kita akan melihat lebih sedikit perbedaan dalam waktu bermain, fasilitas, kemitraan merek, dan cakupan olahraga wanita dilayar. Dan itu untuk atlet wanita masa depan, kesetaraan untuk olahraga wanita akan menjadi slam dunk

     Kesetaraan gender pada wanita sebaiknya di tiadakan guna untuk pemaksimalan sumber daya manusia terhadap bidang olahraga.