Pengaruh Olahraga Pada Perilaku Sosial

Pengaruh Olahraga Pada Perilaku Sosial

07/04/2024 06:00:00 PM

 

     Kalian pasti pernah melihat orang-orang, yang sifatnya dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan langsung dengan apa yang biasa mereka kerjakan, mulai dari apa yang mereka sukai, kebiasaanya, dan yang paling umum bagaiman cara mereka bersosialisasi. Memang kita bukan manusia yang sempurna, hanya saja kita tidak boleh diam saja saat melihat ada orang yang sudah lari dari jalurnya, hingga bahkan bisa merugikan orang-orang di sekitar mereka. Olahraga memang bukan laykanya prioritas paling atas, tetapi olahraga sebagai kebutuhan dan pelengkap. Prioritas paling atas tentu saja mencari nafkah, dan keberlangsungan hidup. Meski begitu, sangat banyak perbedaan perilaku dan sosial antara si penggemar olahraga, dengan si paling merasa sibuk sampai sangat jarang bahkan, hampir tidak pernah olahraga. 

     Kita memang dibesarkan oleh latar belakang keluarga yang berbeda, namun bukan berarti itu bisa menjadi pembelaan kita untuk terus berada di zona nyaman, tanpa sedikitpun ingin tahu betapa pentingnya menjaga aset tubuh sendiri. Terdengar sepele, namun olahraga termasuk investasi kesehatan jangka panjang yang lebih mahal ketimbang tas merek Celine. Disini mari ambil salah satu contoh nyata, keluarga kaya yang berada di negeri Inggris bahkan memperioritaskan olahraga bersama dalam keluarga kerajaan. Maksudnya, mereka bisa membuat dalam satu hari itu, khusus untuk melakukan olahraga, dan libur sejenak dari aktivitas keseharian yang biasa dikerjakan. Aktivitas olahraga dilakukan bersama keluarga kerajaan, dan beberapa jenis olahraga harus dikuasai salah satunya. 

     Jika yang tadi keluarga kerajaan, mari ambil dari keluarga biasa yang bukan kerajaan. Salah satu teman saya, yang pernah tinggal di Swiss mengatakan bahwa olahraga bisa mempengaruhi mulai dari mental, sikap, dan apa yang akan dikonsumsi orang itu. Salah satu contoh lagi, guru saya pernah memberitahu saya orang-orang yang suka berolahraga, hampir rata-rata memiliki banyak beberapa teman dan kenalan. Dari sini saja, kita bisa menyimpulkan sedikit-banyaknya olahraga yang kita lakukan, terlebih jika sudah terbiasa dan menjadikannya sebuah habbits atau kebiasaan, maka hal-hal posistif yang membuat kehidupan lebih baik juga terpengaruh. Pernah saya mendengar salah satu seseorang neyeletuuk “ Buat apa olahraga? Buang-buang waktu mending cari uang terus”. Kurang lebih begitulah, sebenarnya saya mau biasa saja menanggapinya, namun dalam hati saya berucap “Inilah salah satu SDM rendah”.

     Meski orang-orang Indonesia memang darurat membaca, setidaknya mereka harus mengetahui bahwa manifesting kesehatan sejak dini lebih mahal. Saya harap, orang-orang Indonesia lebih bisa menggunakan gadget mereka lebih baik, terlebih untuk informasi-informasi kesehatan dan gaya hidup berolahraga yang menjadi kebiasaan hingga bukan lagi untuk gaya-gayaan saja, apalagi olahraga setelah mengalami penyakit, tidak ada gunanya. Lebih baik sadari itu sejak dini ya teman-teman. Sayapun dulu pernah gendut, dan bisa dibilang obesitas, setelah memasuki SMA saya menyadri bahwa sehat itu mahal, dan gabisa instan. Sederhana saja, kalian bisa mulai dengan jogging setiap tiga kali dalam seminggu, lalu ubah pola makan, hingga masuk ke yang lebih dalam, defisit kalori, hingga melakukan gym, selebihnya menyesuikan kondisi kalian.

     Berdasarkan analisis data diatas, seseorang yang melakukan olahraga dengan intens dan atau sering maka akan sangat berkaitan dengan perubahan perilaku sosialnya dalam berolahraga karena stimulus yang didapatkan dari aktifitas olahraga akan berhubungan dengan perilaku sosialnya dalam aktifitas olahraga itu sendiri. Semakin tinggi intensitas olahraganya semakin besar perubahan perilaku sosialnya dalam berolahraga. Artinya kecenderungan-kecenderungan perilaku sosial yang dilakukan saat berolahraga, akan berdampak pada perubahan perilaku sosial itu sendiri. Orang yang sudah terbiasa melakukan olahraga, sangat menghargai diri mereka sendiri, lalu diri orang lain. Dengan ini saja, bisa kenali bahwa orang yang gemar berolahraga sudah pasti adalah orang yang mau berusaha.

     Perilaku sosial lain bisa dilihat, bagaimana cara mereka bersimpati pada orang-orang di sekitarnya. Kalian juga pasti tak asing dengan orang-orang yang memiliki komunitas olahraga tersendiri memiliki teman dimana-mana, tak heran mereka bisa saja pergi olahraga bersama padahal baru kenalan semalam sore. Skill sosial mereka bisa meningkat seiring berjalannya waktu loh, untuk kalian yang merasa minder atau kurang percaya diri, coba deh kalian berolahraga, lalu buat itu jadi rutinitas atau sebuah kebiasaan. Jika kalian sudah melakukannya, coba bedakan, kalian sebelum dan sesudah rutin berolahraga. Saya sendiri berani jamin, akan ada perubahan besar bagi kalian. Perubahan itu akan mulai dari rasa percaya diri kembali lagi, kestabilan emosi, mental yang terjaga, bahkan untuk kalian yang tadinya pendiam dan introvert akan mulai menemukan jati diri kalian yang sebenarnya. Ayo teman-teman, sobat gemoy kalian pasti bisa mengikuti kata hati kalian untuk lebih baik tiap tahunnya.